Industri Mebel Kecil Perlu Disubsidi

JEPARA – Di Kabupaten Jepara terdapat 19.981 usaha yang bergerak di bidang permebelan. Dari jumlah itu, 26 persen di antaranya dilakukan perajin kecil. Karena terbentur banyak keterbatasan, para pelaku industri mebel skala kecil ini perlu mendapatkan subsidi.

“Subsidi bisa diberikan dalam berbagai bentuk, dengan tujuan agar berdaya, sekaligus memiliki daya saing. Subsidi ini tidak hanya diberikan kepada industri mebel berskala besar, tetapi juga sangat mendesak untuk yang kecil,” kata Pimpinan Proyek Riset Aksi Rantai Nilai Industri Mebel dari Pusat Riset Kehutanan Internasional (CIFOR) Herry Purnomo dalam pertemuan tahunan di gedung Serbaguna, Jepara, kemarin.

Pertemuan itu dihadiri berbagai pemangku kebijakan, baik dari kalangan perguruan tinggi, perwakilan asosiasi industri permebelan, maupun pemerintah. Herry menilai apa yang difasilitasi pemerintah, seperti dalam sertifikat verifikasi legalitas kayu (SVLK) merupakan bentuk bantuan pemerintah.

Prinsip dalam rantai nilai industri mebel adalah memperluas pasar, efisiensi penggunaan sumber daya alam, kompetisi dan bergerak pada industri hijau di bidang olahan kayu. Kebutuhan kayu untuk indsutri di Jepara tiap tahun mencapai 900.000 m3, adapun produksi kayu Perhutani di Jawa hanya 450.000 m3 setahun.

Karena itu, lanjut dia kayu untuk kebutuhan dari Jepara banyak dipenuhi dari hutan rakyat. Ini tentu membutuhkan strategi dan visi agar tetap terjamin keberlangsungannya dan ramah lingkungan.

Tingkatkan Nilai

Forum yang digelar itu, menurut dia bertujuan meningkatkan nilai tambah industri permebelan, sekaligus penguatan industri. Imam Santoso dari Badan Litbang Kehutanan pada Kementerian Kehutanan mengatakan, forum itu juga tak hanya mendiskusikan keberhasilan di hilir seperti pada sisi industrinya, tetapi juga sampai ke hulu, seperti apa petani yang membudidayakan kayu.

Bupati Jepara Ahmad Marzuqi dalam sambutan yang dibacakan Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Edy Sujatmiko mengatakan, Jepara mengalami fluktuasi nilai ekspor mebel. Namun Jepara tetap dapat mempertahankan nilainya di atas 100 juta dolat Amerika Serikat tiap tahun.

Catatan nilai ekspor mebel Jepara 111,5 juta dolas AS pada 2010 (diterima 99 negara), lalu naik ke angka 111,65 juta dolar AS pada 2011 (diterima 101 negara), dan sepanjang 2012 turun ke angka 102,78 juta dolas AS (diterima 101 negara). Sumbangan sebesar ini, menjadi motor utama dalam total ekspor berbagai komoditas dari Jepara, yang akhir tahun lalu totalnya mencapai 121,15 juta dolar AS. (H15-32)

Sumber: Suara Merdeka

Suara Merdeka: Industri Mebel Kecil Perlu Disubsidi
Koran Wawasan: Perajin Kecil Mebel Perlu Disubsidi

FUNDING PARTNERS

Top