Usaha Mebel Jadi Sorotan CIFOR

BOGOR-Tata kelola rantai nilai hutan yang dinilai buruk, mendorong Centre for International Research (CIFOR), membentuk Forum Komunikasi Ilmiah.

Forum tersebut fokus pada pembahasan hasil riset terkini, terkait rantai nilai hutan, investasi dan perdagangan hutan, distribusi nilai tambah dari produk hutan. Serta keterkaitan antara hutan rakyat dan industri akan segera terwujud.

Untuk pembahasan pertama, forum itu mengambil tema Furniture Value Chains (FVC) yang berlangsung di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square. “Tata kelola buruk rantai nilai hutan, akan mengakibatkan pemiskinan, deforestasi dan bencana alam,” terang Pimpinan Proyek FVC, Herry Purnomo.

Sebaliknya, kata dia, bila rantai nilai hutan dikelola dengan baik, akan menjamin tersedianya keberlanjutan mata pencaharian, pendapatan dan jasa lingkungan dari hutan. Forum tersebut diadakan bekerja sama dengan IPB, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan, Pemerintah Jepara dan Asosiasi Pengrajin Kecil Jepara (APKJ).

Forum ini akan membahas hasil penelitian dan pembelajaran hasil penelitian rantai mebel di Kabupaten Jepara. Secara khusus Ketua ASMINDO (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia), akan menyampaikan kondisi mebel di Indonesia, tantangan dan arah pengembangan mebel ke depan, serta kelembagaan bagi pengrajin kecil.

“Tantangan usaha mebel sangat luar biasa, seperti ketersediaan bahan baku kayu yang merupakan denyut jantung bisnis ini,” kata Herry.

Pasokan kayu dari hutan rakyat saat ini menjadi penting dalam mata rantai mebel. Bukan sekadar memberikan nilai tambah pendapatan bagi petani saja. Tetapi memperluas hutan rakyat dan menambah stok karbon. Simposium ini menandai tahun akhir kegiatan proyek Furniture Value Chains yang dimulai pada 2008 dan didanai Autralian Centre for International Agricultular Research (ACIAR). Hadir dalam acara tersbeut Wakil Bupati Jepara, Subroto.(cr5)

Sumber: Radar Bogor, 15 Februari 2013

FUNDING PARTNERS

Top